pkptiainpekalongan~ Hari Ibu selalu mendatangkan momen yang mengharukan bagi seluruh orang di dunia. Di antaranya adalah anak-anak yang selalu ingin menyampaikan pesan-pesan terbaiknya untuk Bunda. Rasa syukur atas kehadirannya dapat diungkapkan melalui kata-kata serta ucapan do’a sebagai bentuk terima kasih dan cinta yang mereka miliki.
22 Desember merupakan hari yang tepat untuk
mengekspresikan rasa senang dan bangga atas kehadiran Bunda yang selalu setia
menemani dalam suka dan duka.
Tapi
apakah kamu tahu bagaimana sejarahnya hari ibu?
Tahun 1929 perikatan perkoempoelan
Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Isteri
Indonesia (PPII). Pada tahun 1935 diadakan kongres Perempuan Indonesia II di
Jakarta. Kongres tersebut di samping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan
Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai IBU BANGSA,
yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari
dan lebih tebal rasa kebangsaannya.
Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia
III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu.
Selanjutnya dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316
tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang bukan hari libur tertanggal 16
Desember 1959 yang menetapkan bahwa hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan Hari
Nasional dan bukan hari Libur. Tanggal 22 Desember dipilih sebagai Hari Ibu
karena bertepatan dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan I pada 22
Desember 1928. Kongres Perempuan Indonesia I diadakan pada 22-25 Desember 1928
di Yogyakarta di sebuah gedung Dalem Joyodipuran milik Raden Tumenggung
JoyodipuroTahun 1946 badan ini menjadi Kongres wanita Indonesia disingkat
KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntunan
zaman.
Tujuan utama peringatan Hari Ibu di Indonesia sebaiknya tidak dimaknai untuk peran domestik saja, tetapi lebih dalam bentuk meneruskan cita-cita kongres perempuan tahun 1928. Namun, Satu hal yang tidak kalah penting bagi kaum perempuan adalah membangun keluarga yang harmonis. Peranan utama seorang ibu bermula dari peranan pokoknya dalam rumah tangga, menciptakan suasana di rumah tangga yang nyaman bagi keluarga yang dibinanya. Seorang suami dan anak akan merasa nyaman berada di rumah jika ada kasih sayang dari seorang ibu. Kasih sayang ini yang merupakan pondasi awal keberhasilan seorang ibu di rumah tangganya. Keberhasilan membangun keluarga yang harmonis inilah yang merupakan standart awal bagi kaum perempuan untuk mengepakkan sayap dalam kegiatan-kegiatan yang lebih luas di lingkungan kerja maupun di masyarakat. Jika keluarga yang dibinanya mengalami kehancuran dan anak-anaknya terabaikan, sehingga keluarganya porak poranda, maka peranan pokok seorang ibu tersebut dapat dikatakan gagal.
Peringatan Hari ibu dimaksudkan untuk
senantiasa mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, akan
makna hari Ibu sebagai hari kebangkitan, serta persatuan dan kesatuan
perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan dan
perjuangan bangsa Peran penting kaum perempuan hendaknya diketengahkan di
masyarakat agar kaum perempuan tidak hanya berada dalam lingkup domestik saja,
melainkan berkarya dalam hal positif yang edukatif. Namun jika peringatan hari
ibu diperingati dengan lomba-lomba yang mengarah domestik saja, maka akan lebih
baik jika dilakukan bersama dengan kaum laki-laki, sehingga peran publik maupun
domestik bisa dilakukan secara bersama-sama. Dengan demikian peringatan hari
ibu benar-benar merupakan tonggak sejarah untuk melanjutkan cita-cita kongres.
Kenyataan cita-cita tersebut saat sekarang sudah terwujud walaupun belum
maksimal. Hal ini terbukti dengan disahkan tentang PKDRT, UU trafficking, dan
masih banyak lagi yang harus diperjuangkan.
[FIRLY MAULANA AZAZI]
💕💕💕
ReplyDeletePost a Comment