Pelajarnuiainpekalongan~ Pendidikan adalah suatu kewajiban bagi semua warga negara. Pendidikan berfungsi sebagai tolak ukur maju tidaknya suatu negara. Maka dari itu, demi kemajuan suatu bangsa, maka sudah sepantasnya baik pihak pemerintah maupun warga negara untuk bahu membahu dalam rangka memajukan pendidikan serta mengelolanya dengan baik. Pengelolaan tersebut mencakup pengelolaan sistem pembelajaran, sarana prasarana, kurikulum, maupun metode pendidikan. Adapun metode-metode pendidikan sangatlah diperlukan guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas beberapa metode pembelajaran yang berdasarkan al-Qur’an dan Hadis.
A. Pengertian Metode Pendidikan
Kata metode dalam bahasa Indonesia diadopsi dari kata methodos dalam bahasa Yunani, kata ini terdiri dari kata meta yang berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah; dan kata hodos yang berarti jalan, perjalanan, cara, atau arah. Kata methodos sendiri berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah, atau uraian ilmiah (Anton Bekker, 1984).
Adapun Metode pendidikan secara sederhananya dapat dipahami sebagai cara menyampaikan nilai-nilai pendidikan secara efektif dan efisien. Namun dalam pengertian lebih luas, metode pendidikan merupakan suatu strategi, rencana, dan pola yang digumakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pendidikan dan memberi petunjuk pada dalam setting pendidikan ataupun hal lainnya yang terkait dengan proses pendidikan.
Metode pendidikan islam: prosedur umum dalam penyapaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan yang didasari atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai supra sistem.
B. Dasar Metode Pendidikan Islam
1. Dasar Agamis Al-Qur’an dan Hadis tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan metode perkembangan intelektualnya. Semakin lama perkembangan biologi seseorang, maka dengan sendirinya semakin meningkat pula daya intelektualnya. Dengan demikian, kondisi jasmani memegang peran yang sangat penting dalam proses pendidikan, sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seorang pendidik harus memperhatikan kondisi biologis peserta didik. Seorang peserta didik yang cacat akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik, baik pengaruh positif maupun negatif. Hal ini memberikan hikmah dari penciptaan Allah, maka dengan harapan besar pendidik dapat memberikan pengertian kepada peserta didiknya agar menerima penciptaan Allah yang sedemikian rupa. Oleh karena itu kondisi biologis anak menjadi acuan dalam memilih metode.
2. Dasar psikologis Perkembangan psikis seseorang berjalan sesuai dengan perkembangan biologisnya, sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seorang pendidik disamping memperhatikan kondisi jasmaninya juga harus memperhatikan kondisi jiwa atau rohaninya, sebab manusia pada hakikatnya terdiri atas dua unsur yaitu jasmani dan rohani, yang kedua-duanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kondisi rohani tersebut meliputi motivasi, emosi, minat, sikap, keinginan dan kecakapan akal (intelektualnya).
3. Dasar Sosiologis Secara sosiologis, seorang individu dapat memberikan pengaruh pada lingkungan sosial masyarakatnya begitupula sebaliknya. Oleh karena itu, guru dalam berinteraksi dengan peserta didiknya hendaklah memberikan tauladan dalam proses sosialisasi dengan pihak lainnya, seperti dikala berinteraksi dengan peserta didik, sesama guru, karyawan dan kepala Sekolah. Dengan demikian, penggunaan metode pendidikan Islam mempunyai dasar sosiologis, baik dalam interaksi antara peserta didik, guru dengan peserta didik, guru dengan masyarakat dan peserta didik dengan masyarakat.
C. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar
Menurut Tim Departemen Agama bahwa agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif, maka setiap metode harus memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Memperhatikan kecenderungan–kecenderungan peserta didik. Prinsip ini memberi landasan bagi guru untuk memberikan kepada peserta didik bahan ajar yang sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki yaitu bakat, minat, lingkungan, dan kesiapan, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari proses belajar mengajar.
2. Memanfaatkan aktivitas individual para peserta didik.
3. Mendidik melalui permainan atau menjadikan permainan sebagai saran pendidikan.
4. Menerapkan prinsip kebebasan yang rasional di dalam proses belajar mengajar tanpa membebani para peserta didik dengan berbagai perintah atau larangan yang tidak mereka butuhkan.
5. Memberi motivasi kepada para peserta didik untuk berbuat, bukan menekannya, sehingga dapat berbuat dengan rasa senang.
6. Mengutamakan dunia anak dalam arti memperhatikan kepentingan mereka dengan mempersiapkan mereka untuk kehidupan di masa depan
7. Menciptakan semangat berkooperasi (bekerjasama) antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik lainya, dan guru denganorang tua.
8. Memberi motivasi kepada para peserta didik untuk belajar mandiri serta memiliki kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan penelitian.
9. Memanfaatkan segala indera peserta didik, sebab pendidikan inderawi merupakan alat menuju pendidikan intelektual. Kemudian ketepatan penggunaan metode dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain:
Pertama, tujuan yang hendak dicapai sebagai tumpuan untuk memberi arah dalam memperhitungkan efektifitas suatu metode;
Kedua, kondisipeserta didik;
Ketiga, bahan pengajaran;
Keempat, situasi belajar mengajar;
Kelima, fasilitas;
Keenam, guru;
Ketujuh, partisipasi;
Kedelapan, kekuatan dan kelemahan metode.
D. Metode Mengajar dalam Pendidikan Islam
Di bawah ini dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari al-Qur’an dan Hadis.
1. Metode Ceramah
Metode Ceramah ialah suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam al-Qur’an. Firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya kami turunkan al-Qur’an dengan bahasa Arab, mudahmudahan kamu mengerti maksudnya. Kami riwayatkan (ceritakan) kepadamu sebaik-baiknya cerita dengan perantara al-Qur’an yang kami wahyukan ini, padahal sesungguhnya adalah engkau dahulu tidak mengetahui (orang yang lalai).” (QS. Yunus: 23).
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini mengajarkan dimana guru mengajukan pertanyaan kepada murid tentang pelajaran atau bacaan yang telah mereka baca sambil memerhatikan proses berfikir diantara mereka.
Firman allah yang artinya : “Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat : sesungguhnya aku akan menjadikan seseorng yang akan berbuat bencana dan menumpahkan darah diatas muka bumi. Sedangkan kami tasbih memuji engkau dan mensucikan engkau? Allah berfirman: sesungguhnya aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu ketahui (QS. 2 : 30 ) Pada ayat ini pertanyaan yang diajukan oleh para malaikat kepada Allah, merupakan respon para malaikat atas pemberitahuan Allah.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi ialah suatu cara penyajian / penyampaian bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik / membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah. Firman allah yang artinya : “Serulah manusia kejalan tuhanmu dengan kebijaksanaan dan pengajaran yang baik, serta berdebatlah dengan mereka secara baik pula. Sesungguhnya tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS AnNahl/16; 125) Ayat diatas mengindikasikan diskusi (mujadalah) tapi yang dimaksud ayat tersebut bukan hanya sekedar berbantah-bantahan tentang suatu pendapat, namun untuk saling bertukar pikiran atau ide tentang suatu hal yang masih diragukan.
4. Metode Pemberian
Tugas Metode pemberian tugas ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada muridnya, sedangkan tugas tersebut diperiksa oleh guru dan murid mempertanggung jawabkannya. Firman Allah SWT yang artinya: “Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kapada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan.” (QS. Al-Mudatsir: 1-7).
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi ialah suatu cara mengajar yang mana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya: Dan Jabir berkata: “saya melihat Nabi Muhammad SAW melontar jumrah di atas kendaraan beliau pada hari raya Haji, lalu beliau berkata: Hendaklah kamu turut cara-cara ibadat sebagaimana yang aku kerjakan ini, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan Haji lagi sesudah ini.”
6. Metode Eksperimen
Metode eksperimen ialah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan dan setiap proses dari hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan terhadap apa yang dilakukan oleh murid disertai dengan memberikan arahan. Dalam suatu hadis dijelaskan: “Pada suatu hari Nabi sedang berada dalam masjid, tiba-tiba masuklah seorang laki-laki untuk menunaikan shalat. Kemudian ia menghadap Nabi seraya memberikan salam. Setelah Nabi menjawab salamnya lalu beliau berkata: Kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat. Kemudian lakilaki itu shalat sekali lagi, setelah selesai. Ia datang pula menghadap Nabi seraya memberi salam. Nabi bersabda: Kembalilah dan shalatlah sekali lagi, karena engkau belum shalat. (hal itu sampai tiga kali). Kemudian laki-laki itu berkata: “Demi Allah, saya tidak pandai mengerjakan shalat selain dari pada itu, sebab itu ajarkanlah aku”. Nabi SAW bersabda: “Apabila engkau berdiri hendaklah mengerjakan shlat, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang mudah bagi engkau diantara al-Qur’an, sesudah itu ruku’lah hingga tenang dalam ruku’ itu, kemudian bangkitlah hingga tegak lurus kembali kemudian sujudlah hingga tenang dalam sujud itu, kemudian bangkitlah hingga tenang dalam duduk, kemudian sujudlah kembali ....” (HR. Bukhari).
7. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok ialah suatu cara yang mana guru membagi muridmuridnya ke dalam beberapa kelompok belajar dan setiap kelompok diberi tugastugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Firman Allah SWT yang artinya: “Dan tidaklah patut orang mukmin keluar semua, tetapi alangkah baiknya keluar sebagian dari tiap-tiap kelompok untuk mempelajari ilmu agama dan memberi khabar takut kepada umatnya waktu mereka kembali kepada mereka, moga-moga mereka berhenti takut.” (QS. At-Taubah- 122)
8. Metode Kisah
Metode kisah ialah suatu cara mengajar yang mana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita. Firman Allah SWT yang artinya: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan alQur’an ini kepadamu dan sesungguhnya kamu (sebelum kami mewahyukannya) adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (QS. Yusuf: 3).
9. Metode Amtsal
Metode amtsal ialah suatu cara mengajar yang mana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan. Firman Allah SWT yang artinya: “Perumpamaan mereka adalah seperti orang menyalakan api mereka, setelah api itu menerangi mereka sekelilingnya Allah menghilangkan cahaya (yang Ilmu Pendidikan | 8 menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan,tidak dapat melihat.” (QS. Al-Baqarah: 17).
10. Metode Targhib dan Tarhib Targhib
Ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan di akhirat yang disertai bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa atau pelanggaran yang dilakukan. Targhib dan tarhib bertujuan agar manusia mematuhi aturan allah. Terdapat dalam al-qur’an diantaranya : “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam mereka kekal didalamnya dan mereka adalah seburuk-buruk makhluk” (QS. Al-Bayyinah: 7). Contoh diatas menunjukan bahwa salah satu cara Allah untuk memotivasi hamba-hamba-Nya dalam melaksanakan ajaran-ajaran-Nya, adalah dengan menggunakan metode targhib dan tarhib. Di dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik harus mampu membangkitkan motivasi peserta didiknya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan penghargaan kepada peserta didik yang rajin dan bersungguh-sungguh serta memberikan sanksi bagi peserta didik yang malas.
[Irsyad Maulana]
Referensi:
Asy’ari, M. Kholil, 2014, Metode Pendidikan Islam, dari Journal Qatruna Vol.1 No.1 Djunaid, Hamzah, Konsep Pendidikan Dalam Al-Quran di akses dari http://journal.uinalauddin.ac.id.
Faddriati, 2012, Prinsip-prinsip Metode Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an diambil dari journal ta’dib, Vil.15, no.1
Ramayulis. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta. Kalam Mulia.
Roqib, Moh, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta : PT. LKiS Printing Cemerlang.
Yedi, 2015, Analisis Terhadap Metode Pendidikan Menurut Ajaran Al-Qur’an dalam Membentuk Karakter Bangsa, dari Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim Vol.13 No.1.
Hamzah Djunaid, konsep pendidikan dalam al-quran di akses dari http://journal.uin-alauddin.ac.id.
M. Kholil Asy’ari, Metode Pendidikan Islam, dari Journal Qatruna Vol.1 No.1 Periode Januari-Juni 2014 196-198, hlm 195.